Kenalilah
dirimu sendiri, maka kamu akan mengenali Tuhan (perkataan orang bijak)
Pendahuluan
Ketika mendengar istilah filsafat maka yang terbayangkan
dalam benak pikiran adalah ibarat “moster” yang seram dimana kita akan
kesulitan dalam mengerti, memahami, filsafat itu sendiri. Filsafat dari sini
melahirkan mitos-mitos dalam seputarnya, seperti kita jangan terlalu serius
dalam belajar filsafat. Bila orang tidak kuat, jangan-jangan otak kita akan
menjadi gila. Jika kita mau melihat sebenarnya filsafat merupakan lahir dari
kehidupan sehar-hari dan kita melaluinya. Mitos tentang filsafat tersebut tersebar
di orang awam. Tetapi, sebagaian agamawan pun, mengatakan agamawan dikarenakan
orang agamawan dalam pemikirannya cenderung menerima kebenaran secara multak.
Tetapi itu akan berlainan jika kita melihat dari pemikiran kaum filosof ia
menerima kebenaran yang bersifat tidak mutlak, dikarenakan pola pemikirannya
yang bersifat induktif. Filsafat merupakan induk dari ilmu pengetahuan,
dikarenakan dalam perkembangan ilmu pengetahuan tidak dapat dilepaskan dari
esensinya.
Filsafat mencoba memberikan gambaran tentang
pemikiran manusia secara keseluruhan, dan bahkan tentang realitas jika hal ini
diyakini dapat dilakukan. Dalam perkembangan sejarah istilah filsafat,
falsafah, atau filosofi ternyata dipakai dengan arti yang beraneka ragam, bagi
orang Yunani Kuno filsafat secara harfiah berarti cinta kepada kebijaksanaan,
namaun dalam keadaan sekarang digunakan dalam banyak konteks. Memiliki falsafat
dapat diartikan memiliki pandangan hidup, seperangkat pedoman hidup, ataupun
nilai-nilai tertentu. Istilah filusuf semula bemakna pecinta kebijaksanaan dan
berasal dari jawaban yang diberikan oleh Phytagoras ketika ia disebut bijak. Ia
berkata bahwa kebijaksanaannya hanya berarti kesadaran bahwa ia bodoh, sehingga
ia tidak dapat disebut bijak tetapi orang mencari kebijaksanaan. Disini
kebijaksanaan tidak dibatasi dari bagian tertentu dari pemikiran. Permasalah
yang berada dalam filsafat menyangkut pertanyaan, pertanyaan mengenai makna,
kebenaran, dan hubungan yang logis antara ide-ide yang tidak dapat dipecahkan
oleh ilmu pengetahuan empiris.
Pendekatan Filsafat
Bagi seorang pemula, memasuki dunia filsafat bebarti
memasuki ranah dunia yang begitu mempesona sekaligus menantang dengan puluhan
filosof dengan pemikirannya masing-masing. Untuk menyelami maka diperlukan
bagaiman cara mendekati filsafat dan bagaimana cara masuk untuk mempelajarinya.
Pertama adalah pendekatan secara historis dengan
berbagai variasinya. Metode ini dipandang baik bagi para pemula, dalam
pendekatan ini pemikiran para filusuf terpenting dan latar belakang mereka
dipelajarai secara kronologis. Secara sederhana dalam sejarahnya filsafat
terbagi menjadi tiga zaman nyaitu Yunani Kuno, pertengahan dan modern. Kedua
adalah pendekatan metodologis cara ini memahami filsafat adalah kita
berfilsafat. Dalam pendekatan ini, berbagai macam metode filsafat
ditimbang-timbang dan metode tersebut dipandang terbaik untuk melakukan
filsafat. Ketiga adalah pendekatan analisis dalam pendekatan ini dalam
mempelajari filsafat kita menjelaskan unsusr-unsur dari filsafat dan dalam
pendekatan ini unsur filsafat dijelaskan dengan sejelas-jelasnya. Keempat
adalah pendekatan eksistensial dalam pendekatan ini memperkenalkan jalan hidup
filosofis tanpa terbelenggu oleh sistematikanya. Pendekatan ini tema-tema pokok
filsafat dialami dengan harapan memperoleh gamabaran filasafat secara
keseluruhan.
Lahan Garap Filsafat
Filsafat beserta cabang-cabangnya secara sederhana
terbagi menjadi tiga macam yang menjadi lahan kerja filsafat, nyaitu ontologi,
epistemologi dan aksiologi. Ketiga dari lahan garapan filsafat tersebut termuat
dalam tiga pertanyaan dimana dalam ontologi bertanya tentang apa. Pertanyaan
apa tersebut merupakan pertanyaan dasar dari sesuatu. Sedangkan dalam
epistemologi mengenalinya dengan menggunakan pertanyaan mengapa. Pertanyaan
mengapa ini merupakan kelanjutan dari mengetahui dasar dan pertanyaan mengapa
merupakan kajian bagaimana cara mengetahuinya tersebut. Sedangkan untuk
aksiologi merupakan kelanjutan dari dari epistemologi dengan menggunakan
pertanyaan bagaimana. Pertanyaan bagaimana tersebut merupakan kelanjutan dari
setelah mengetahui dan cara mengetahuinya diteruskan dengan bagaimanakah sikap
kita selanjutnya. Kalau menurut Imanuel Kant bahwa sistematika dalam filsafat
mencangkup dengan tiga pertanyaan apa yang dapat saya ketahui, apa yang dapat
saya harapkan, apa yang dapat saya lakukan. Pertanyaan tersebut mewakili dari
wilayah pengetahuan ada, dan nilai.
Ontologi. Objek yang menjadi kajian
dalam ontologi tersebut adalah realitas yang ada. Dan dalam ontologi adalah
studi tentang yang ada yang universal, dengan mencari pemikiran semesta
universal. Ontologi berusaha mencari inti yang termuat dalam setiap keyataan
atau menjelaskan yang ada dalam setiap bentuknya.dalam ontologi merupakan studi
yang terdalam dari setiap hakekat kenyataan, seperti dapatkah manusia
sunguh-sungguh memilih, apakah ada Tuhan, apakah nyata dalam hakekat material
ataukah spiritual, apak jiwa sungguh dapat dibedakan dengan badan. Epistemologi.
Epistemologi studi tentang asal usul hakekat dan jangkauan
pengetahuan. Apakah pengalaman merupakan satu-satunya sumber pengetahuan.
Apakah yang menyebabkan suatu keyakinan benar dan yang lain salah. Adakah
soal-soal penting yang tidak dapat dijawab dengan sains dan dapatkah kita
mengetahui pikiran dan perasaan orang lain. Pengkajian dari epistemologi adalah
hakekat pengetahuan yang terdiri empat pokok persoalan pengetahuan seperti
keabsahan, struktur, batas dan sumber. Aksiologi dan Estetika. Aksiologi
atau etika studi tentang prinsip-prinsip dan konsep yang mendasari penilaian
terhadap prilaku manusia. Contohnya tindakan yang membedakan benar atau salah
menurut moral, apakah kesenangan merupakan ukuran dapat dikatakan sebagai
ukuran yang baik, apakah putusan moral bertindak sewenang-wenang atau bertindak
sekendak hati. Sedangkan estetika studi yang mendasarkan prinsip yang mendasri
penilaian kita atas berbagai bentuk seni. Apakah tujuan seni, apa peranan rasa
dalam pertimbangan estetis, bagaimana kita mengenal sebuah karya besar seni.
Logika
Kata logika berasal dari kata logos dalam bahasa Yunani
yang berarti kata atau pikiran. Secara bagahasa logika berati ilmu berkata atau
ilmu berfikir benar. Kebenaran adalah sayarat dari tindakan untuk mencapai
tujuannya bagi laku perbuatan untuk menunjukan nilai. Logika menuntun pandangan
lurus dalam praktek berfikir menuju kebenaran dan menghindarkan budi menempuh
jalan yang salah dalam berfikir. Logika merupakan studi dari salah satu
pengungkapan kebenaran dan dipakai untuk membedakan argumen yang masuk akal,
serta berbagai bentuk argumentasi. Logika dalam kajiannya pada problem formal
dan spesifik tentang keteraturan penalaran. Logika berurusan dengan pengetahuan
yang bersifat formal apriori. Pengetahuan yang bersifat apriori adalah
pengetahuan kebenarannya abstain dari pengalaman melainkan hanya berdasarkan
definisi. Dalam logika sangat terkait dengan matematika.
Hukum dalam logika tidak termasuk pengamatan empiris,
dan fungsi argumen logis untuk mengantarkan kita kepada kesimpulan yang tidak
dapat diperoleh dari sekedar pengamatan. Kita membuat kesimpulan dikarenakan
ada hubungan logis antara satu proposisi atau premis lebih dengan proposisi
yang lain, kesimpulannya kurang lebih berbentuk bahwa yang kedua pasti benar
jika yang pertama benar. Kemudian jika kita mengetahui yang pertama, kita dapat
meyatakan yang kedua berdasarkan yang pertama. Sebagai contoh tuan x seorang
lelaki yang memiliki reputasi tinggi dan kedudukan sosial terhormat, telah
dimintai untuk mengetuai acara sosial terbesar. Dia datang terlambat, sehingga
seorang pendeta dimintai pidato sambil menunggu kedatangan tuan x. Pendeta
tersebut menceritakan sebuah anekdot tentang malunya pertama kali menjadi
pastur yang menjadi penerima pengakuan dosa. Ia berhadapan dengan pengakuan
dosa yang telah melakukan pembunuhan. Tak lama kemudian tuan x datang, dan
dalam pidatonya berkata saya melihat romo ini. Saat ini, mungkin tidak dapat
mengenali saya, beliau adalah teman lama saya dan saya malahan termasuk
pengakuan dosa yang pertama baginya. Jelas dalam kesimpulan bahwa tuan x
melakukan pembunuhan tanpa harus menyaksikan sendiri kejahatan tersebut.
Dalam pengambilan kesimpulan hanya mungkin dilakukan
karena termasuk hubungan-hubungan khusus antara proposi-proposi yang terlibat
seperti suatu proposisi mengikuti proposisi yang lainnya.ilmu logika untuk
mempelajari hubungan-hubungan ini dan hubungan tersebut ditunjukan oleh
silogisme. Suatu silogisme tersiri dari tiga proposisi dua proposisi merupakan
premis dan proposisi terakhir merupakan kesimpulan. Semua manusia akan mati,
Socrates adalah manusia, maka Socrates akan mati.
Bacaan lebih lanjut
Stephen Palmquist, Pohon Filsafat
Jan Handrik Lapar, Pengantar Logika
Sidi Gazalba, Sistematika Filsafat; Pengantar Kearah Teori
Pengetahuan
AC. Ewing, Persoalan-Persoalan Mendasar Filsafat
Mark B. Woodhouse, Berfilsafat Sebuah Langkah Aw
. FILOSOFIS PENDIDIKAN
1. PENGERTIAN FILSAFAT
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
Ciri-ciri
berfikir filosfi :
1.
Berfikir dengan menggunakan disiplin berpikir
yang tinggi.
2.
Berfikir secara sistematis.
3.
Menyusun suatu skema konsepsi, dan
4.
Menyeluruh.
Empat
persoalan yang ingin dipecahkan oleh filsafat ialah :
1.
Apakah sebenarnya hakikat hidup itu?
Pertanyaan ini dipelajari oleh Metafisika
2.
Apakah yang dapat saya ketahui? Permasalahan
ini dikupas oleh Epistemologi.
3.
Apakah manusia itu? Masalah ini dibahas olen
Atropologi Filsafat.
Beberapa
ajaran filsafat yang telah mengisi dan tersimpan dalam khasanah ilmu
adalah:
1.
Materialisme, yang berpendapat bahwa kenyatan
yang sebenarnya adalah alam semesta badaniah. Aliran ini tidak mengakui adanya
kenyataan spiritual. Aliran materialisme memiliki dua variasi yaitu
materialisme dialektik dan materialisme humanistis.
2.
Idealisme yang berpendapat bahwa hakikat
kenyataan dunia adalah ide yang sifatnya rohani atau intelegesi. Variasi aliran
ini adalah idealisme subjektif dan idealisme objektif.
3.
Realisme. Aliran ini berpendapat bahwa dunia
batin/rohani dan dunia materi murupakan hakitat yang asli dan abadi.
4.
Pragmatisme merupakan aliran paham dalam
filsafat yang tidak bersikap mutlak (absolut) tidak doktriner tetapi relatif
tergantung kepada kemampuan minusia.
Manfaat
filsafat dalam kehidupan adalah :
1.
Sebagai dasar dalam bertindak.
2.
Sebagai dasar dalam mengambil keputusan.
3.
Untuk mengurangi salah paham dan konflik.
4.
Untuk bersiap siaga menghadapi situasi dunia
yang selalu berubah.
2.
FILSAFAT PENDIDIKAN
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
Beberapa
aliran filsafat pendidikan;
1.
Filsafat pendidikan progresivisme. yang
didukung oleh filsafat pragmatisme.
2.
Filsafat pendidikan esensialisme. yang
didukung oleh idealisme dan realisme; dan
3.
Filsafat pendidikan perenialisme yang didukung
oleh idealisme.
Progresivisme
berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme
bersifat dinamis dan temporal; menyala. tidak pernah sampai pada yang paling
ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus
karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang
telah disimpan dalam kehudayaan. Belajar berfungsi untuk :mempertinggi taraf
kehidupan sosial yang sangat kompleks. Kurikulum yang baik adalah
kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat
disesuaikan dengan kebutuhan.
3.
ESENSIALISME DAN PERENIALISME
Esensialisme berpendapat bahwa dunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela yang mengatur dunia beserta isinya dengan tiada cela pula. Esensialisme didukung oleh idealisme modern yang mempunyai pandangan yang sistematis mengenai alam semesta tempat manusia berada.
Esensialisme berpendapat bahwa dunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela yang mengatur dunia beserta isinya dengan tiada cela pula. Esensialisme didukung oleh idealisme modern yang mempunyai pandangan yang sistematis mengenai alam semesta tempat manusia berada.
Esensialisme
juga didukung oleh idealisme subjektif yang berpendapat hahwa alam semesta itu
pada hakikatnya adalah jiwa/spirit dan segala sesuatu yang ada ini nyata ada
dalam arti spiritual. Realisme berpendapat bahwa kualitas nilai tergantung pada
apa dan bagaimana keadaannya, apabila dihayati oleh subjek
tertentu, dan selanjutnya tergantung pula pada subjek tersebut.
Menurut
idealisme, nilai akan menjadi kenyataan (ada) atau disadari oleh setiap orang
apabila orang yang bersangkutan berusaha untuk mengetahui atau menyesuaikan
diri dengan sesuatu yang menunjukkan nilai kepadanya dan orang itu mempunyai
pengalaman emosional yang berupa pemahaman dan perasaan senang tak senang
mengenai nilai tersehut. Menunut realisme, pengetahuan terbentuk berkat
bersatunya stimulus dan tanggapan tententu menjadi satu kesatuan. Sedangkan
menurut idealisme, pengetahuan timbul karena adanya hubungan antara dunia kecil
dengan dunia besar. Esensialisme berpendapat bahwa pendidikan haruslah bertumpu
pada nilai- nilai yang telah teruji keteguhan-ketangguhan, dan kekuatannya
sepanjang masa.
Perenialisme
berpendirian bahwa untuk mengembalikan keadaan kacau balau seperti sekarang
ini, jalan yang harus ditempuh adalah kembali kepada prinsip-prinsip umum yang
telah teruji. Menurut. perenialisme, kenyataan yang kita hadapi adalah dunia
dengan segala isinya. Perenialisme berpandangan hahwa persoalan nilai adalah
persoalan spiritual, sebab hakikat manusia adalah pada jiwanya. Sesuatu dinilai
indah haruslah dapat dipandang baik.
Beberapa
pandangan tokoh perenialisme terhadap pendidikan:
1.
Program pendidikan yang ideal harus
didasarkan atas paham adanya nafsu, kemauan, dan akal (Plato)
2.
Perkemhangan budi merupakan titik pusat
perhatian pendidikan dengan filsafat sebagai alat untuk mencapainya (
Aristoteles)
3.
Pendidikan adalah menuntun
kemampuan-kemampuan yang masih tidur agar menjadi aktif atau nyata. (Thomas
Aquinas)
Adapun
norma fundamental pendidikan menurut J. Maritain adalah cinta kebenaran,
cinta kebaikan dan keadilan, kesederhanaan dan sifat terbuka terhadap
eksistensi serta cinta kerjasama.
4.
PENDIDIKAN NASIONAL
Pendidikan nasional adalah suatu sistem yang memuat teori praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat bangsa yang bersangkutan guna diabdikan kepada bangsa itu untuk merealisasikan cita-cita nasionalnya.
Pendidikan nasional adalah suatu sistem yang memuat teori praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat bangsa yang bersangkutan guna diabdikan kepada bangsa itu untuk merealisasikan cita-cita nasionalnya.
Pendidikan
nasional Indonesrn adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan teori dan
pratek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh
flisafat bangsa Indonesia yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara
Indonesia guna memperlanar mencapai cita-cita nasional Indonesia.
Filsafat
pendidikan nasional Indonesia adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan
teori dan praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan
dijiwai oleh filsafat hidup bangsa "Pancasila" yang diabdikan demi
kepentingan bangsa dan negara Indonesia dalam usaha merealisasikan cita-cita
bangsa dan negara Indonesia.
No comments:
Post a Comment