Tuesday, August 4, 2020

Flora dan Fauna Indonesia (Kelas 7)

Indonesia sangat kaya dengan keragaman flora dan fauna. Keanekaragaman hayati Indonesia bahkan termasuk 3 (tiga) besar dunia bersama dengan Brazil di Amerika Selatan dan Zaire di Afrika. Jumlah spesies tumbuhan di Indonesia mencapai 8 ribu spesies yang sudah teridentifikasi dan jumlah spesies hewan mencapai 2.215 spesies pada tahun 1999 (Data dari Departemen Kehutanan dan Perkebunan). Spesies hewan di Indonesia terdiri atas 1.519 burung, 515 mamalia, 60 reptil, dan 121 kupu-kupu.

Besar dan beragamnya keanekaragaman hayati di Indonesia sangat berkaitan erat dengan kondisi iklim dan kondisi fisik wilayah. Suhu dan curah hujan yang besar membuat tumbuhnya beragam jenis tumbuhan. Hal itu terjadi disebabkan karena tumbuhan memerlukan air serta suhu yang sesuai. Makin banyak air yang tersedia, maka makin banyak pula tumbuhan yang dapat tumbuh dan karena itu makin banyak pula hewan yang dapat hidup di daerah tersebut.

Bukti dari pernyataan tersebut di atas dapat kamu bandingkan antara daerah dengan curah hujan yang tinggi seperti Indonesia dibandingkan dengan daerah gurun yang curah hujannya sangat kecil. Keanekaragaman flora dan fauna Indonesia jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan keanekaragaman flora dan fauna daerah gurun.

Faktor-Faktor Penyebab terjadinya Keanekaragaman Flora Dan Fauna di Indonesia
Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari dukungan kondisi di wilayah itu. Ada tumbuhan yang hanya dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis, dimana banyak curah hujan dan sinar matahari, dan ada yang hanya dapat tumbuh di daerah yang dingin dan lembab. Kita tentu tidak pernah melihat pohon Meranti atau Anggrek tropik pada daerah dingin di daerah tundra. Dukungan kondisi suatu wilayah terhadap keberadaan flora dan fauna berupa faktor-faktor fisik (abiotik) dan faktor non fisik (biotik).Yang termasuk faktor fisik (abiotik) adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah, dan ketinggian, dan yang termasuk faktor non fisik (biotik) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
a. Iklim
Faktor iklim termasuk di dalamnya keadaan suhu, kelembaban udara dan angin sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan setiap mahluk di dunia. Faktor suhu udara berpengaruh terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan fisik tumbuhan. Sinar matahari sangat diperlukan bagi tumbuhan hijau untuk proses fotosintesa. Kelembaban udara berpengaruh pula terhadap pertumbuhan fisik tumbuhan. Sedangkan angin berguna untuk proses penyerbukan. Faktor iklim yang berbeda-beda pada suatu wilayah menyebabkan jenis tumbuhan maupun hewannya juga berbeda.. Tanaman di daerah tropis, banyak jenisnya, subur dan selalu hijau sepanjang tahun karena bermodalkan curah hujan yang tinggi dan cukup sinar matahari.

b. Tanah
Tanah banyak mengandung unsur-unsur kimia yang diperlukan bagi pertumbuhan flora di dunia. Kadar kimiawi berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Keadaan struktur tanah berpengaruh terhadap sirkulasi udara di dalam tanah sehingga memungkinkan akar tanaman dapat bernafas dengan baik. Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam tanah.
Komposisi tanah umumnya terdiri dari bahan mineral anorganik (70%-90%), bahan organik (1%-15%), udara dan air (0-9%). Hal-hal di atas menunjukkan betapa pentingnya faktor tanah bagi pertumbuhan tanaman. Perbedaan jenis tanah menyebabkan perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di suatu wilayah. Contohnya di Nusa Tenggara jenis hutannya adalah Sabana karena tanahnya yang kurang subur.

c. Air
Air mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan karena dapat melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari dalam tanah. Adanya air tergantung dari curah hujan dan curah hujan sangat tergantung dari iklim di daerah yang bersangkutan. Jenis flora di suatu wilayah sangat berpengaruh pada banyaknya curah hujan di wilayah tersebut. Flora di daerah yang kurang curah hujannya keanekaragaman tumbuhannya kurang dibandingkan dengan flora di daerah yang banyak curah hujannya.

d. Tinggi rendahnya permukaan bumi
Faktor ketinggian permukaan bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya dari permukaan laut (elevasi). Misalnya ketinggian tempat 1500 m berarti tempat tersebut berada pada 1500 m di atas permukaan laut. Semakin tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah tersebut. Demikian juga sebaliknya bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah tersebut lebih panas. Setiap naik 100 meter suhu udara rata-rata turun sekitar 0,5 derajat Celcius. Jadi semakin rendah suatu daerah semakin panas daerah tersebut, dan sebaliknya semakin tinggi suatu daerah semakin dingin daerah tersebut. Oleh sebab itu ketinggian permukaan bumi besar pengaruhnya terhadap jenis dan persebaran tumbuhan. Daerah yang suhu udaranya lembab, basah di daerah tropis, tanamannya lebih subur dari pada daerah yang suhunya panas dan kering.

e. Manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan
Manusia mampu mengubah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Misalnya daerah hutan diubah menjadi daerah pertanian, perkebunan atau perumahan dengan melakukan penebangan, reboisasi,.atau pemupukan. Manusia dapat menyebarkan tumbuhan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Selain itu manusia juga mampu mempengaruhi kehidupan fauna di suatu tempat dengan melakukan perlindungan atau perburuan binatang. Hal ini menunjukan bahwa faktor manusia berpengaruh terhadap kehidupan flora dan fauna di dunia ini. Selain itu faktor hewan juga memiliki peranan terhadap penyebaran tumbuhan flora.
Misalnya serangga dalam proses penyerbukan, kelelawar, burung, tupai membantu dalam penyebaran biji tumbuhan. Peranan faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan faunanya. Contohnya bakteri saprophit merupakan jenis tumbuhan mikro yang membantu penghancuran sampah-sampah di tanah sehingga dapat menyuburkkan tanah.

a. Persebaran Flora di Indonesia

Keragaman Flora dan Fauna di Indonesia
Flora di Indonesia dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu (1) Indo-Malayan dan (2) Indo-Australian. Kelompok pertama meliputi kawasan Indonesia Barat. Pulau-pulau yang masuk ke dalam kelompok Indo-Malayan ini adalah Kalimantan, Sumatra, Jawa, dan Bali. Kelompok kedua meliputi tumbuhan yang berada kawasan Indonesia Timur. Pulau-pulau yang termasuk dalam kawasan Indo-Australian ini adalah Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua.

Perbandingan karakteristik flora yang terdapat di Indonesia Barat dan Indonesia Timur adalah sebagai berikut.



Indonesia Barat
  • Jenis meranti-merantian sangat banyak
  • Terdapat berbagai jenis rotan
  • Tidak terdapat hutan kayu putih
  • Jenis tumbuhan matoa (pometia pinnata) sedikit 
  • Jenis tumbuhan sagu sedikit
  • Terdapat berbagai jenis nangka

Indonesia Timur
  • Jenis meranti-merantian hanya sedikit
  • Tidak terdapat berbagai jenis rotan
  • Terdapat hutan kayu putih
  • Terdapat berbagai jenis tumbuhan matoa, khususnya di Papua
  • Banyak terdapat tumbuhan sagu
  • Tidak terdapat jenis nangka

Berbagai jenis flora di Indonesia telah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, baik sebagai bahan untuk membuat alat rumah tangga, bahan bangunan, bahan makanan, dan lain-lain. Sebagai contoh, rotan dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuatan kursi, meja, dan perabotan rumah tangga lainnya. Berbagai jenis kerajinan telah dihasilkan oleh masyarakat dengan memanfaatkan bahan dari rotan. Sentra penghasil produk kerajinan tersebut telah banyak berkembang di daerah-daerah tertentu, misalnya di Cirebon dan daerah-daerah lain di Pulau Jawa.

b. Persebaran Fauna di Indonesia


Keragaman Flora dan Fauna di Indonesia
Menurut coraknya, fauna Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu (1) fauna bagian barat, (2) fauna bagian tengah, dan (3) fauna bagian timur. Garis yang memisahkan fauna bagian Barat dan Tengah dinamakan garis Wallace, sedangkan garis yang memisahkan fauna bagian Tengah dan Timur dinamakan Garis Weber. Fauna bagian barat memiliki ciri seperti halnya fauna Asia sehingga yang disebut tipe Asiatis (Asiatic). Fauna bagian timur memiliki ciri yang mirip dengan fauna yang hidup di Benua Australia yang disebut tipe Australis (Australic).

Fauna bagian tengah merupakan fauna peralihan yang cirinya berbeda dengan fauna Asiatis maupun Australis. Fauna bagian tengah memiliki ciri tersendiri yang tidak ditemukan di wilayah lainnya di Indonesia. Fauna tipe ini disebut dengan fauna endemis.

Wawasan :
Alfred Russel Wallace (1823-1913) merupakan penjelajah dan ahli ilmu alam, geografi,antropologi, dan biologi yang membagi flora dan fauna di Indonesia dua bagian besar. Bagian pertama, yang terletak di bagian barat, memiliki ciri flora dan fauna yang mirip dengan flora dan fauna Asia. Bagian timur memiliki ciri flora dan fauna yang mirip dengan Australia. Garis yang memisahkan dua bagian flora dan fauna di Indonesia tersebut dikenal dengan nama garis Wallace. 


persebaran flora dan fauna di indonesia berdasarkan garis weber dan wallace
Pembagian wilayah sebaran fauna di Indonesia

1) Fauna Indonesia Bagian Barat


Fauna Indonesia bagian Barat (tipe asiatis) mencakup wilayah Jawa, Sumatra, Bali, dan Kalimantan. Mamalia yang berukuran besar banyak ditemui di wilayah ini seperti gajah, badak bercula satu, banteng, macan, tapir, kerbau, rusa, orang utan, monyet, babi hutan, bekantan, dan lain-lain. Selain mamalia, di wilayah ini juga banyak ditemui reptil seperti ular,  kadal, tokek, buaya, tokek, biawak, bunglon, kura-kura, dan trenggiling. Berbagai jenis burung yang dapat ditemui di daerah ini diantaranya adalah burung hantu, elang, merak, gagak, jalak, kutilang, dan berbagai macam unggas. Berbagai macam ikan air tawar seperti pesut dapat ditemui di wilayah ini. Pesut adalah ikan sejenis lumba-lumba di Sungai Mahakam.


2) Fauna Indonesia Tengah atau Tipe Peralihan


Fauna Indonesia Tengah merupakan tipe peralihan (tipe Austral Asiatic). Wilayah fauna Indonesia Tengah disebut juga wilayah fauna kepulauan Wallace, mencakup Sulawesi, Timor, Maluku, dan Nusa Tenggara serta sejumlah pulau kecil yang berada di sekitar pulau-pulau tersebut. Fauna yang menghuni wilayah ini antara lain babi rusa, anoa, kuda, sapi, monyet saba, beruang, ikan duyung, kuskus, monyet hitam, tarsius, sapi, dan banteng. Selain itu juga terdapat amfibi, reptil, dan berbagai jenis burung. Reptil yang terdapat di daerah ini di antaranya biawak, buaya, komodo, dan ular. Berbagai jenis burung yang terdapat di wilayah ini di antaranya maleo, mandar, raja udang, burung dewata, rangkong, dan kakatua nuri.

3) Fauna Indonesia Bagian Timur


Fauna Indonesia bagian Timur (tipe australic) tersebar di wilayah Halmahera, Papua, dan Kepulauan Aru. Fauna pada daerah tersebut berupa mamalia antara lain beruang, kangguru, walabi, landak irian (nokdiak), kuskus, kangguru pohon, pemanjat berkantung (oposum layang), dan kelelawar. Di wilayah ini, tidak ditemukan kera. Di samping hewan-hewan mamalia tersebut, terdapat juga reptil seperti buaya, biawak, ular, kadal. Berbagai jenis burung yang ditemui di wilayah ini antara lain burung kasuari, cenderawasih, nuri, raja udang, dan namudur. Jenis ikan air tawar yang ada di relatif sedikit.

Pada masa Praaksara, keragaman dan persebaran Flora dan Fauna di Indonesia juga sudah tampak. Para arkeolog berhasil menemukan sejumlah fosil jenis tumbuhan Praaksara, antara lain pohon salam, pohon jeruk, dan pohon rasamala. Selain itu, ada tumbuh-tumbuhan yang bisa dimakan seperti jenis buah-buahan, umbi-umbian, dan sayuran. Tumbuh-tumbuhan tersebut tumbuh liar di hutan.

Keragaman Flora dan Fauna di Indonesia
Fosil-fosil hewan yang ditemukan para arkeolog pada umumnya merupakan hasil evolusi dari hewan-hewan masa sebelumnya. Pada zaman Praaksara, kondisi hewan pada dasarnya tidak banyak berbeda dengan kondisi saat ini. Hewan-hewan masa itu antara lain kera, gajah, kerbau liar, kancil, babi rusa, monyet berekor, badak, banteng, hewan pemakan serangga, trenggiling, dan hewan pengerat. Sebagian dari hewan-hewan itu, beberapa diantaranya ada yang menjadi hewan buruan manusia Praaksara. Sebagian hewan punah karena ditangkap dan dimakan oleh manusia pada masa itu. Sebagian hewan lainnya masih hidup karena kemampuannya bertahan dari berbagai gangguan serta dapat beradaptasi menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya.

Kita wajib menyukuri keragaman flora dan fauna di Indonesia dengan cara menjaga dan melestarikannya. Jika tidak, flora dan fauna tersebut tentu akan terancam punah. Bangsa Indonesia sendiri yang akan mengalami banyak kerugian karena flora dan fauna tersebut memiliki fungsi dan perannya masing-masing di alam. Di samping itu, manfaat bagi manusia pula yang akan hilang jika flora dan fauna tersebut punah.

No comments:

Post a Comment