Tuesday, October 20, 2020

TERBENTUKNYA KESADARAN NASIONAL



 Kesadaran nasional ini tumbuh setelah memahami sejarah bangsanya. Dengan adanya kesadaran nasional akan mampu menumbuhkan  semangat untuk bertindak menentang penjajahan. Kesadaran nasional adalah suatu sikap yang dimiliki suatu bangsa berkaitan dengan  tanggung jawab hak dan kewajibannya. 

Salah satu wujud adanya kesadaran itu  adalah pertumbuhan organisasi pergerakan nasional seperti BU, SI, Insulinde, Indische  Partij, dan sebagainya. Disamping itu juga muncul strstegi perjuangan seperti melalui cara  kooperasi dan non koperasi. Bangsa Indonesia memperingati hari Kebangkitan Nasionalnya  setiap tanggal 20 Mei. Hal ini mengingatkan kita akan lahirnya Budi Utomo pada tanggal  20 Mai 1908.

A. PENGARUH PERLUASAN KEKUASAAN KOLONIAL, PERKEMBANGAN PENDIDIKAN BARAT DAN PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM TERHADAP MUNCULNYA NASIONALISME INDONESIA.

1.    Pengaruh Perluasan Kekuasaan Kolonial Terhadap Munculnya Nasionalisme Indonesia
Seiring dengan semakin luasnya kekuasaan kolonial di Indonesia, muncul perasaan senasib sepenanggungan yang dirasakan oleh rakyat di berbagai daerah. Penderitaan dan perlakuan kejam yang dilakukan pihak penjajah telah menyadarkan  rakyat di berbagai daerah bawa bangsanya terjajah. Hal inilah yang memunculkan semangat nasionalisme Indonesia. Semangat bahwa bahwa mereka harus melepaskan diri dari belenggu penjajahan.
2.    Pengaruh Perkembangan Pendidikan Barat Terhadap Munculnya Nasionalisme Indonesia
Salah satu dampak pelaksanaan Politik Etis adalah melahirkan golongan cerdik, karena berkat diselenggarakannya pendidikan (cendikiawan). Sekolah-sekolah yang ada pada waktu itu adalah HIS (Holands Inlandsche School) yang diperuntukkan bagi keturunan Indonesia asli yang berada pada golongan atas, sedangkan untuk golongan Indonesia asli dari kelas bawah disediakan sekolah kelas dua. Dalam pendidikan tingkat menengah disediakan HBS (Hogere Burger School), MULO (Meer Uiterbreit Ondewijs), AMS (Algemene Middlebared School). Di samping itu ada beberapa sekolah kejuruan/keguruan seperti Kweek School, Normal School. Adapun untuk pendidikan tinggi, ada Pendidikan Tinggi Teknik (Koninklijk Institut or Hoger Technisch Ondewijs in Netherlands Indie), Sekolah Tinggi Hukum (Rechshool), dan SekolahTinggi Kedokteran yang berkembang sejak dari Sekolah Dokter Jawa, Stovia Nias, dan GHS (Geneeskundige Hooge School). Pendidikan kesehatan (kedokteran tersebut di atas) yang sejak 2 Januari 1849 semula lahir sebagai sekolah dokter Jawa, kemudian pada tahun 1875 diubah menjadi Ahli Kesehatan Bumi Putra (Inlaends Geneekundige). Dalam perkembangannya pada tahun1902 menjadi Dokter Bumi Putra (Inlands Arts). Sekolah ini diberinama STOVIA (School Tot Opleideng Van Indische Artsen) kemudian pada tahun 1913 diubah menjadi NIAS (NetherlandsIndische Artesen School).
Dengan kemajuan di bidang pendidikan ini melahirkan golongan cerdik dan pandai yang mulai memikirkan perjuangan bangsa Indonesia dalam menghadapi penjajah.
3.    Pengaruh Perkembangan Pendidikan Islam Terhadap Munculnya Nasionalisme Indonesia
Pertumbuhan corak pendidikan modern yang diusahakan oleh pemerintah, juga mempengaruhi tumbuhnya sekolah swasta. Beberapa perguruan swasta seperti Taman Siswa, Ksatrian Institut, INS Kayutanam dan Perguruan Rakyat berusaha juga mengembangkan budaya nasional untuk mengimbangi pengaruh budaya Barat. Di samping itu sekolah-sekolah agama mulai pula memperbaharui sistem dan metode pengajaran mereka. Berbagai jenis pengajaran umum mulai diperkenalkan, terutama sekolah-sekolah yang diusahakan oleh pembaharu-pembaharu Islam. Di beberapa daerah, sekolah jenis ini berkembang dengan pesat, seperti sekolah-sekolah Islam di Sumatera Barat dan sekolah yang diusahakan oleh Muhammadiyah mau pun Sarekat Islam.
Pendidikan Islam tidak hanya melalui jenis sekolah    agama, tetapi juga melalui pesantren, madrasah dan surau. Pesantren dan madrasah yang digerakkan oleh kaum reformis Islam merupakan jenis sekolah yang coraknya    bertolak belakang dengan sekolah yang didirikan oleh    pemerintah, baik dari sudut isi pengajaran, cara pendidikan maupun dari kemungkinan yang bisa diharapkan oleh seorang siswa. Sekolah yang berusaha untuk memberi dasar ideologi antara lain Taman Siswa, INS Kayutanam dan Muhammadiyah. Terutama di sekolah Muhammadiyah, siswa dididik selain pelajaran agama, juga pelajaran umum. Akibat lain dari meluasnya pengajaran ini ialah berkembangnya berbagai ideologi. Karena pelajar berasal dari berbagai daerah dan lingkungan budaya serta tingkat sosial dan ekonomi yang berbeda, cara mereka menilai lingkungan berbeda-beda pula. Karena rumusan cita-cita mereka berbeda-beda pula. Sebagian dari mereka mengkaitkan diri dengankebangkitan Islam.
Dari hasil pendidikan Islam, akan muncul pula cendikiawan Islam, ulama dan kyai yang mempelopori Pergerakan Nasional. Mereka mendorong masyarakat untuk mencintai tanah air dan agamanya. Pergerakan tersebut tidak hanya bersifat kedaerahan tetapi terus meluas ke Nasional. Akhirnya munculah jiwa Nasionalisme Indonesia.

No comments:

Post a Comment