

Perusahaan dagang ini tidak hanya berkutat di dalam kepulauan Nusantara saja, mereka juga melakukan perdagangan dengan negara Jepang, Cina, India untuk membawa komoditas-komoditas lain selain rempah-rempah seperti sutera, porselen, tekstil, kapas, perak dan tembaga. usaha dari perusahaan dagang ini pun tidak selamanya mulus. banyak hal-hal yang mengganggu. ancaman dari luar seperti Perang Inggris-Belanda ketiga, pertempuran melawan Portugis dan lainnya seta dari dalam seperti Perang Tahta Jawa, Perang Surabaya, dan Pengepungan Batavia banyak menguras keuangan dari perusahaan ini. pada tahun 1730, perusahaan VOC sudah mulai mengalami kemunduran. faktor-faktor kemundurannya adalah:
- perubahan lingkungan politik dan ekonomi Asia, yaitu dipindahkannya pusat perdagangan India ke wilayah Bombay yang dikuasai Inggris yang kemudian memaksa VOC keluar dari wilayah-wilayah India seperti Malabar, Bengala, Persia dan Suratte yang menyebabkan area perdagangan menyusut menjadi hanya dari Ceylon menuju Kepulauan Nusantara yang akibatnya, profit menurun.
- Pusat Dagang Asia di Batavia awalnya memberikan keuntungan karena Batavia merupakan tempat yang strategis untuk pemberhentian kapal dagang dari India atau Asia Timur dan kebijakan yang mengharuskan kapal dagang untuk melakukan pengiriman pertama ke Batavia kini kehilangan keuntungannya. terutama pada perdagangan teh dimana perusahaan dagang lain lebih memilih untuk membawanya langsung ke Eropa tanpa singgah ke Batavia.
- Pegawai perusahaan melakukan korupsi besar-besaran. hal ini diakibatkan oleh gaji yang kecil serta larangan untuk menjual komoditas atas nama pribadi.
- tingkat kematian dan potensi jatuh sakit yang sangat tinggi,
- Pembagian laba yang lebih besar dari pemasukan. pada awal berdirinya, perusahaan ini memiliki kekayaan yang sangat besar sehingga pembagian saham pun juga cukup besar. pada tahun 1730, laba perusahaan mengalami penurunan drastis tapi pembagian laba hanya diturunkan sedikit dari angka semula
- Biaya perang yang sangat tinggi karena harus melawan ancaman dari dalam dan luar.
perusahaan ini akhirnya dinyatakan bankrut dan dibubarkan oleh Persemakmuran/Republik Batavia pada 31 Desember 1799 setelah berusaha mengajukan pengorganisasian ulang dan gagal. VOC kemudian meninggalkan utang sebanyak 134 juta Gulden, gedung perusahaan, kapal, benteng dan wilayah jajahan. aset-aset ini kemudian diambil alih oleh Pemerintah Republik Batavia.
daftar Gubernur Jenderal dari VOC:
- Pieter Both : 1610-1614, Gubernur Jenderal Pertama
- Gerard Reynst : 1614-1615, Transaksi pertama VOC dengan orang Arab
- Laurens Reael : 1615-1619, Pendirian Suratte
- Jan Pieterzoon Coen : 1619-1623, 1627-1629, Pendiri Kastel Batavia, terjadi peristiwa Pengepungan Batavia tahun 1628 dan 1629
- Pieter de Carpentier : 1623-1627, terjadi Pembantaian Amboyna
- Jacques Specx : 1629-1632, Renovasi Batavia
- Hendrik Brouwer : 1632-1636
- Antonio van Diemen : 1636-1645, Pembantaian Pulau Lamey
- Cornelis van der Lijn : 1645-1650, melakukan genjatan senjata dengan Mataram dan Banten
- Carel Reyniersz : 1650-1653
- Joan Maetsuycker : 1653-1678, terjadi Perang Gowa dan Pemberontakan Trunajaya
- Rijcklof van Goens : 1678-1681, berdirinya Simonstad
- Cornelis Janzoon Speelman : 1680-1684, terjadi penumpasan Pemberontakan Trunajaya
- Johannes Camphuys : 1684-1691
- Willem van Outhoorn : 1691-1704
- Joan van Hoorn : 1704-1709, Perang Tahta Jawa Pertama
- Abraham van Riebeeck : 1709-1713, Pencetus perkebunan kopi di Priangan
- Christoffel van Swol : 1713-1718
- Hendrick Zwaardecroon : 1718-1725, Perang Tahta Jawa Kedua
- Mattheus de Haan : 1725-1729
- Diederik Durven : 1729-1732
- Dirk van Cloon : 1732-1735
- Abraham Patras : 1735-1737,
- Adriaan Valckenier : 1737-1741, terjadi Geger Pecinan di Batavia
- Johannes Thedens : 1741-1743, penumpasan Pemberontak Cina
- Gustaaf Willem baron van Imhoff : 1743-1750, Perang Tahta Jawa Ketiga
- Jacob Mossel : 1750-1761, Weltevreden dibangun
- Petrus Albertus van der Parra, 1761-1775, Weltevreden dibeli dari Jacob Mossel
- Jeremias van Riemsdijk : 1775-1777
- Reinier de Klerk : 1777-1780, pendirian Gedung Arsip dan Museum Gajah
- Willem Arnold Alting : 1780-1796, Perang Anglo-Belanda keempat
- Pieter Gerardus van Overstaten : 1796-1801, Bubarnya VOC, Weltevreden menjadi kediaman resmi Gubernur Jenderal Hindia Belanda
No comments:
Post a Comment